Minggu, 02 Juni 2013

Abdul Rahman Bin Auf - Pedagang Kaya Yang Sukses Dunia Akhirat

Abdul Rahman Bin Auf adalah salah seorang sahabat Rasulullah yang akrab. Dia juga adalah salah seorang sahabat Rasulullah yang terkaya sebagaimana juga halnya dengan Sayyidina Utsman Bin Affan ra Menurut ahli sejarah, Abdul Rahman Bin Auf dilahirkan 10 tahun sesudah tahun gajah dan ia hidup sebagai seorang pemuda Quraisy dikota Mekah yang saat itu penuh dengan bermacam-macam kemaksiatan jahiliah berupa penyembahan berhala maupun kejahatan-kejahatan lainnya. Namun demikian Abdul Rahman    terhindar dan bermacam-macam kejahatan yang merajalela ketika itu. Bahkan sebelum memeluk agama Islam lagi, Abdurrahman Bin Auf telah memiliki anggapan bahwa minuman arak itu adalah terlarang.
Abdul Rahman Bin Auf telah memeluk Islam sebelum Rasulullah saw memasuki Darul Arqam lagi. Dengan hal demikian nyatalah bahwa ia tergolong orang-orang Islam yang awal dan menurut riwayat beliau adalah orang yang 8 dan orang-orang awal yang memeluk Islam. Adalah diriwayatkan bahwa ibu Abdul Rahman Bin Auf sesudah mengetahui Abdurrahman Bin Auf memeluk Islam, iapun berkata kepada anaknya, "Aku akan berjemur dipanas matahari yang terik di siang hari dan di waktu ma1am yang dingin aku akan bermalam diruang lapang, sampai engkau mengaku akan kembali kembali kepada agama nenek moyangmu”. Demikian ibunya mengancam. Sungguhpun begitu Abdurrahman Bin Auf tetap tegak memeluk agama suci dan mencintai Rasulullah SAW
Adapun nama asli Abdul Rahman sebelum dia memeluk Islam adalah Abdul Ka'bah, tetapi kemudian setelah Islam dia mengganti namanya menjadi Abdul Rahman. Sebagai seorang sahabat Rasulullah yang akrab, Abdul Rahman memiliki satu keistimewaan yang khas yaitu berjuang untuk menegakkan agama Allah bukan saja dengan pedangnya bahkan dengan harta dan kekayaannya. Beliaulah antara para sahabat yang banyak sekali mengorbankan kekayaannya untuk memperjuangkan kepentingan Islam. Abdul Rahman pernah membagi dua kekayaannya untuk dibagi kepada fakir miskin dan pernah pula menyerahkan seluruh kekayaannya untuk kebutuhan sabilillah demi menegakkan panji-panji Islam.
Banyak sahabat yang telah memimpin penjuangan Islam dan menyibarkan syiar Islam yang berjuang sebagai panglima atau sebagai pahlawan Islam yang dikenal sejarah, tetapi Abdul Rahman Bin Auf telah melakukan kepahlawanannya dengan jalan menyerahkan seluruh kekayaannya dalam menegakkan Islam.
Sebagai seorang Islam yang awal, Abdurrahman Bin Auf juga telah mengalami berbagai penderitaan dan penyiksaan dari masyarakat Quraish di Mekah. Karena mengingat kondisi kaum Muslimin yang sangat sedikit itu sementelahan pula mengalami berbagai macam ancaman maka Rasulullah saw akhirnya telah memerintahkan para pengikutnya agar melakukan hijrah ke negeri Abbysinia karena menurut Rasul disana ada sebuah kerajaan yang tidak lalim terhadap rakyatnya. Tidak lama kemudian maka berangkatlah  rombongan pertama yang melakukan hijrah yang terdiri dan 10 orang pria dan 4 orang wanita dan 17 wanita serta anak-anak. Dan diantara yang melakukan hijrah yang terdiri dan 10 orang pria dan 4 orang wanita lalu disusul dengan rombongan kedua yang terdiri dan 83 pria dan 17 wanita serta anak-anak. Dan di antara yang melakukan hijrah tersebut termasuk Abdul Rahman Bin Auf.
Tidak lama kemudian Abdul Rahman Bin Auf dan beberapa temannya telah kembali ke kota Mekah sehingga sampai pada waktu Allah memenintahkan kepada Rasulullah saw untuk melakukan hijrah keYathrib (Madinah)   dilakukan Rasulullah sendiri dan para sahabatnya dan diantaranya termasuk juga Abdul Rahman Bin Auf.
Setiba di Madinah sebagaimana yang diperlakukan oleh Rasul terhadap lain-lain sahabat dalam rangka memberikan bantuan, maka Abdul Rahman Bin Auf telah dipersaudarakan oleh Baginda dengan Sa'ad bin Rabi 'seorang dari kaum Anshar.
Demi kecintaan Saad Bin Rabi 'kepada saudaranya dan kaum Muhajirin, ia telah mengatakan kepada Abdul Rahman demikian antara lainnya, "Saudara, ketahuilah bahwa saya adalah seorang Anshar yang banyak harta, dan kiranya saudara sudi ambillah setengah dan kekayaan saya itu. Saya juga memiliki dua orang istri dan kiranya Saudara sudi mana satu diantaranya, saya sudah mencaraikannya sehingga dapat saudara menikahinya’. Mendengarkan kata-kata sahabatnya itu Abdul Rahman Bin Auf seraya menjawab, "Saudaraku, semoga Allah akan memberikan berkat terhadap keluarga dan hartabenda saudara. Janganlah disusahkan tentang din saya ini, yang penting bagi saya ialah kiranya saudara sudi menunjukkan saya jalan menuju ke pasar’.
Sungguh beliau memang seorang pedagang yang berbakat dan pintar. Dalam sekejap waktu saja ia berhasil menunjukkan keahliannya dalam berdagang sampai berhasil memperoleh harta yang banyak. Beliau memiliki 100 ekor kuda yang dapat dipergunakan dalam peperangan 100 ekor unta dan 10.000 ekor kambing sehingga diwaktu beliau meninggal, tatkala dihitung seperempat dan kekayaannya menyamai jumlah 84 ribu dinar. Akan tetapi disamping kekayaannya yang melimpah itu, beliau termasuk orang yang paling dermawan dan paling pemurah juga merupakan seorang tokoh sahabat yang paling banyak berbuat kebajikan terhadap kaum fakir miskin.
Pada zaman Rasulullah SAW, beliau   pernah membagi seluruh kekayaannya dan menyerahkan yang sebagian itu kepada orang-orang yang membutuhkannya. Pernah terjadi dalam satu peristiwa, Abdurrahman Bin Auf mengeluarkan sedekah sekali duduk sebesar 40 ribu dinar, dan pernah ia membiayai perang dengan menyediakan perlengkapan sebanyak 500 ekor kuda tempur lengkap dengan senjatanya pakaian makanan untuk dipergunakan oleh para prajurit dan juga dalam waktu yang sama membawa konvoi perbekalan yang diangkut oleh 500 unta.
Mengingat jasa dan pengorbanan menegakkan Islam dengan hanta kekayaannya Rasulullah SAW pernah bersabda, "Abdul Rahinan Bin Auf adalah saudagar Tuhan" sebagai memujinya atas perannya menegakkan agama ALlah dengan harta kekayaan. Dalam satu riwayat lain pula Rasulullah pernah bersabda, "Sesungguhnya mereka yang memelihara keluarga saya setelah saya meninggal adalah manusia yang benar dan manusia yang memiliki kebajikan”. Dalam hal ini Abdul Rahmanlah salah seorang sahabat yang menyahut seruan Rasulullah saw karena beliaulah yang menyiapkan fasilitas untuk Ummul Mu'minin dalam melakukan ibadah haji dibawah lindungan beliau.
Disamping memiliki kekayaan yang berlimpah beliau adalah seorang yang takut dan benci kepada harta kekayaan dan selalu menghindarkan din dan penganuh kekayaannya. Adalah diriwayatkan bahwa pada suatu han Abdul Rahman Bin Auf menangis tersedu-sedu lalu ia ditanyai orang apakah yang menyebabkan ia menangis itu, lalu dijawabnya, "Sesungguhnya Mas'ab adalah lebih baik dariku karena ia meninggal dunia di zaman Rasul dan diwaktu meninggal dunia ia tidak memiliki sepotong kain yang dapat dijadikan kafan untuk membungkusnya. Sesungguhnya Hamzah Bin Muttalib adalah manusia yang lebih utama dari saya padahal ia tidak memiliki kain yang dapat dijadikan kafan untuk memakamkannya. Saya khawatir saya ini termasuk di antara orang-orang yang dipercepat untuk menikmati kebahgiaan dunia fana ini dan saya khawatir bahwa saya akan tersisih dari para sahabat Nabi diakhirat kelak disebabkan karena saya memiliki banyak harta. Dalam satu riwayat yang lain pula diceritakan orang bahwa tatkala Abdurrahman Bin Auf memberikan makanan kepada tamunya ia tiba-tiba menangis lalu ditanyai orang, "Mengapakah engkau menangis hai Ibnu Auf? "Ia lalu menjawab," Nabi telah wafat, sedangkan ia dan keluarganya tidak pernah kenyang oleh roti gandum.
Demikianlah jiwa Abdurrahman Bin Auf salah seorang sahabat besar Rasulullah. Mengingat besarnya semangat pengorbanannya itu maka tidaklah heran kiranya Rasulullah saw mengatakan bahwa Abdul Rahman adalah di antara sepuluh orang yang telah digembirakan oleh baginda Rasul akan masuk surga.
Dizaman Umar Al Khattab, Abdurrahman Bin Auf telah memperoleh kehormatan dan keutamaan di sisi Khalifah. Di zaman Khalifah, beliau pernah ditunjuk oleh Khalifah Umar untuk memimpin rombongan haji pada tahun pertama setelah Sayyidina Umar dipilih sebagai khalifah. Bahkan beliau jugalah salah seorang yang telah diwasiatkan oleh Khalifah Umar Al Khattab sebelum wafatnya beliau menjadi salah seorang anggota dalam dewan komite di antara enam orang anggota untuk memilih calon khalifah yang akan menggantikan beliau. Beliaulah juga tokoh yang memimpin tugas untuk menentukan siapa yang bakal menggantikan Khalifah Umar Al Khattab sebagai khalifah ketiga umat Islam yang akhirnya jatuh ketangan Sayyidina Utsman Bin Affan
Pada tahun 31 Hijrah, setelah menempuh hidup didunia yang fana mi selama 74 tahun, berpulanglah tokoh sahabat besar ini kerahmatullah. Dalam usia 75 tahun. Dan sebelum meninggalnya, Ummul Mu'minin Aisyah telah menawarkan bahwa jika ia menghendakinya akan ditempatkan kuburannya nanti di sisi kuburan Nabi, Abu Bakar dan Umar ra Dengan suara yang rendah hati ia menjawab bahwa ia malu jika diberi posisi yang sedemikian tingginya untuk berkubur di samping Rasul . Dan ia juga menyatakan bahwa dirinya telah terikat janji dengan Utsman Bin Mazh'un bahwa jika salah satu di antara mereka berdua meninggal lebih dahulu, maka ia akan berkubur di samping kuburan temannya yang lain. Jenazah beliau dimakamkan di Baqi dan disholatkan oleh Sayyidina Utsman Bin Affan, Zubair Ibnul Awwam dan lain-lain tokoh sahabat.

0 komentar :

Posting Komentar

like box

NetworkedBlogs

COMMENTS

 
ISLAM | BLOG BAGUS - BAGUSSYUHADA | FII SABILILLAH